Belajar Menulis
MENULIS
Menulis bisa di artikan menumpahkan isi fikiran,
mengungkapkan kondisi jiwa, artinya setiap manusia yang mempunyai fikiran dan
memiliki kondisi jiwa tertentu maka mudah untuk menuliskan isi fikiranya atau
kondisi yang sedang dialami.
Kalau kita melihat kebiasaan dari orang-orang pada
umumnya, orang yang memiliki kecerdasan verbal adalah perempuan, makanya
perempuan pandai sekali berbicara, begitu juga dalam hal menulis, wanita pandai
sekali.
Saya adalah lelaki yang suka membaca namun susah untuk
mengungkapkan kondisi yang sedang Saya alami menggunakan tulisan. Bahkan melalui
verbal juga susah, namun mestinya muncul pertanyaan mengapa tulisan ini muncul
kalau memang susah untuk menulis, hal ini akan saya tuliskan di paragraf bawah.
Saya ketika kecil adalah tipe orang pemberontak ,
sangat tidak suka diatur-atur, namun jangan terlalu naif memahami sifat yang
telah Sayajabarkan. Mungkin ada perbedaan antara tipe pemberontak, tidak suka
diatur yang bodoh dengan yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata, hal itu
tidak bisa disamakan, sebagai contoh ketika saya smp (dulu sama MTs) ada
sekelompok geng yang mempunyai sifat seperti orang yang mempunyai daerah
kekuasaan di sekolah tersebut, hal itu berbeda dengan saya dan sangat jauh dari
diri saya, saya sangat menghargai hasil karya intelektual, berbeda dengan tipe
geng tadi yang tidak melakukan sesuatu yang sangat berguna.
Saya kadang bertanya mengapa saya pandai dibidang
tertentu namun lemah sekali dibidang lain, saya sangat pandai di bidang
matematika dan logika matematika atau dalam bidang keteknikan, tetapi nilai
saya dalam bidang sosial sangat lemah, ini bukan kehendak saya agar keren SMA
masuk IPA , namun memang kehendak allah yang memberi saya kondisi demikian,
mengapa bisa begitu, ternyata ketika saya kuliah hasil psikotest menunjukkan
bahwa bagian kata-kata sangat lemah, nilainya 88 dan 98 nilai itu menunjukkan
itu adalah dibawah rata-rata atau bodoh, namun bagian logika nilainya 148, itu
sangat superior, atau luar biasa, hal yang sangat timpang sekali, hal itu juga
menjawab bahwa mengapa saya malas sekali berbicara, atau malah karena saya
malas berbicara maka saya rendah dalam nilai kata-kata.
Dengan kondisi yang demikian saya ingin mencoba memperbaiki kekurangan saya dengan menulis
dan mengikuti perkumpulan yang mengurusi masalah keagamaan.
Komentar
Posting Komentar